Sabtu, 28 Februari 2009

SEKOLAH-KU ADA “HOT SPOT”?

Teknologi pada zaman sekarang ini memang sudah tidak dapat dibayangkan, karena sudah banyak mengalami perubahan. Semuanya serba mesin, serba komputer dan serba internet. Semua bentuk instansi dan lembaga dituntut untuk menguasai hal itu. Termasuk lembaga pendidikan.

Dilembaga pendidikan ini sudah tidak asing lagi, kemajuan teknologi benar-benar dimanfaatkan. Tak tanggung-tanggung pada tingkatan Sekolah Dasar di Indonesia pada saat ini para siswanya sudah memanfaatkan Komputer dalam aktifitas belajar. Mereka memanfaatkannya untuk menggambar, mengetik dan bermain animasi. Hal ini ternyata akan berdampak positif bagi perkembangan anak .

Jika ditingkat SD sudah memanfaatkan teknologi komputer, ditingkat SMA pun sudah lekat dengan yang namanya internet.Internet sangat membantu dalam aktifitas belajar karena dari media ini lah dengan mudah siswa dapat mencari segala informasi yang mereka butuhkan dalam menunjang aktifitas belajar.

Waktu terus berjalan, kebutuhan akan informasi pun semakin bertambah dan dibutuhkan disemua bidang dalam lokasi yang berbeda-beda di lingkup sekolah. Hal ini dialami SMA MTA Surakarta, sekolah yang aku cintai. Untuk meningkatkan kualitas sekolah ini diperlukan dukungan dari semua pihak, baik guru, siswa maupun semua individu atau organisasi yang bersangkutan dari tap-tiap pihak yang selalu mengupayakan kemajuan ini. Pada kenyataanya sangat membutuhkan bantuan internet, tetapi pemanfaatan media ini hanya berada ditempat tertentu misalnya di laboratorium komputer atau internet, padahal yang membutuhkan hampir disemua pihak diberbagai tempat dalam lingkup sekolah.

Dengan berbagai masukan dan usulan serta pertimbangan yang matang akhirnya seperangkat alat yang menunjang akses informasi pun disetujui untuk dipasang di SMA swasta ini. Setelah kebijakan itu mincul tanpa menunggu lama sekolah ini langsung merealisasikan program yang telah direncanakan

Hingga sekarang seluruh pihak sekolah dapat menikmati dan memanfaatkan sesuai bidangnya masing-masing dari fasilitas yang ditunggu ini yaitu “HOT SPOT Area.”

Kamis, 26 Februari 2009

Gunung Sampah di Putri Cempo



TPA Putri Cempo berdiri sejak tahun 1985 dan mulai digunakan sebagai tempat pembuangan sampah pada tahun 1986.

TPA ini bertempat di kelurahan Mojosongo tepatnya di solo bagian utara berbatasan dengan kabupaten karanganyar, luas wilayah ini sebesar 17 hektar, 13 hektar untuk pembuangan sampah dan sisanya masing-masing 1 hektar untuk tempat pengolahan limbah,pemakaman tempat infrastruktur dan jalan.


Ketika kami melakukan observasi di sana dalam rangka diklat kelompok ilmiah remaja SMA MTA Surakarta, kami berpendapat bahwa Tak beda dengan kota Bandung yang dulunya disebut kota kembang tetapi sekarang menjadi lautan sampah, kota solo pun mengalami hal serupa, sampah dimana-mana di pusat kota, di pasar ,di jalan, di selokan bahkan di bantaran sungai-sungai.


Selain tidak enak dipandang mata sampah yang didominasi oleh jenis plastik juga tidak bias terurai. jadi sampah-sampah yang semakin hari semakin meningkat itu harus menjadi beban pemerintah, dan TPA Putri Cempo pun tujuanya.


Kita tidak menyangka bahwa sedikit sampah yang kita buang sembarangan tersebut ikut andil dalam penumpukan sampah di TPA putri Cempo yang saat ini sudah sangat memprihatikan. Bagaimana tidak kalau dalam sehari ada 220-240 ton sampah yang dibuang disana dan jumlah itu bisa meningkat menjadi 260-290 ton apabila pada musim penghujan saat ini.


Tempat sampah pasti identik dengan pencemaran dan penyakit. pencemaran dan penyakit sangat didukung dengan meningkatnya sampah-sampah di TPA putri cempo, dan hal yang tidak diinginkan tersebut juga akan bertambah parah pada musim penghujan ini.


Perlu diketahui tumpukan sampah di TPA putri cempo saat ini sudah melebihi tingginya jalan yang merupakan akses menuju kesana, bahkan di sebagian tempat lain sudah menggunung. Uuuuhhhhhhh……. Padahal pada awal ketika tempat itu dipakai untuk pembuangan akhir lokasinya memiliki kedalamn hingga 100 meter.


Kita pastinya tidak ingin kalau daerah yang kita cintai ini menjadi daerah yang identik dengan dengan sampah. sebenarnya dari pihak pengolahan sampah sendiri sudah membuat program pemisahan sampah organik dan anorganik tetapi hasilnya nihil. Karena tidak adanya kesadaran dari masyarakat kita, padahal kalau program ini berjalan dengan baik kita pun bisa dibilang meringankan tugas mereka dalam pengolahan sampah yang pastinya akan menjadi lebih baik dari saat ini.


Hal lain yang menyebabkan TPA Putri cempo mengalami overload adalah seiring brtambahnya usia.sebenarnya lokasi yang berada di solo utara ini ditargetkan sebagai tempat pembuangan akhir hanya dalam 15 tahun, tetapi sampai sekarang tempat itu masih dipakai sebagai tempat pembuangan akhir. Oleh karenaya harus ada lahan ke-dua sebagai penggantiya.

Refresing ke Pacitan

Pertempuran telah usai tapi itu baru separuh perjalanan pada tingkatan pertama. Jenuh,penat, pusing itu sudah biasa karena dengan begitu kita bisa maju menanggapi hal itu sudah tak salah jika refresinglah obatnya. Dengan melalui perundingan atau rapat yang serius akhirnya pacitanlah tujuan kami.
Jum’at 12 desembar kami bersiap di asrama putra SMA MTA, dengan siswa 2 kelas didampingi ustadz nur cholis dan ustaz Ari kam i berangkat. 2 mini bus cukup mengantar kami bertamasya. Jalur menuju pacitan memang terkenal berkelok-kelok bagai ular tetapi hijaunya pemandangan mengobati rasa muual kami. Ada hutan, danau, sawah, pasar dll. Kami sempat terhibur oleh indahnya waduk gajah mngkur yang mempesona. MTA perwakilan Pacitan tujuan pertama kami, pukul 17.40 kami tiba disana.
Kedatangan kami bertepatan dengan jadwal pengajian di cabang pacitan, jadi sebagian dari kami menunggu diluar sambil berfoto-foto. Setelah pengajian usai kamilangsung masuk dan sholat maghrib berjamaah. Usai sholat acara ditunggupun tiba yaitu makan malam, kami semua makan dengan dengan sangat lahap sampai kekenyangan. Tak terasa adzan sholat isya pun dikumandangkan kami pun bergegas untuk persiapan sholat isya’. Setelah sholat kami semua diberi pengaran oleh pak Syafi’i selaku ketua perwakilan cabang Pacitan. Beliau merupakan sosok yang tegas dan seditit humoris, tak pelak kadang kamipun dibuatnya terpingkal-pingkal. Setengah jam telah berlalu pengarahan pun diakhiri, kemudian sebagian dari kami ada yang tidur, jalan-jalan dan baker jagung mereka semua asyik meikmati aktifitasnya masing-masing.
Adzan shubuh berkumanang, dan sholat shubuh kami tunaikan dilanjutkan dengan qiroah bersama. Alangkah indahnya pagi ini meski cuaca sedikit mendung, tetapi itu tidaklah menjadi halangan bagi kami untuk berwisata ke pantai. Tujuan pertama kami adalah pantai teleng ria yang terkenal dengan airnya yang membiru. Pagi hari yang ditunggu ini kami mulai dengan plah raga jalan-jalan. Setelah agak capek kami pun bergegas untuk sarapan, wahhhh hhh….. hidanganya tak kalah dengan restoran lho?. Setelah semuanya kenyang kami msemua bersiap-siap untuk pamitan dengan pak Safi’I, waduhhhh berat sekali, rasanya ingin tetap tinggal selama 2 atau 3 hari lagi. Usai pamitan perjalanan kami lanjutkan menuju pantai Teleng Ria. Tarak antara kota Pacitan dengan pantai tidak jauh, hanya beberapa kilometer saja
Samp ai di pantai kami tidak sabar untuk segera bermain ombak, tapi kami cukup sabar akan hal itu, kesabaran itu kita gunakan untuk berfoto-foto bersama teman-teman. Jepret-jepret…setelah sesi pemotretan usai pantai pu menjadi sasaran, byurrrrrrr…….blebeb-blebeb…….brrrrrrr……ahhhhhhhh…….wah asin banget. Setelah basah kuyup kamipun berlagak sebagai atlit sepak bola brazil yang hobi beach soccer. Kedu tim terdiri dari kelas X dan XI, pertandingan pu n dimulai dalam pertandingan saling serang menyerang pun terjadi dan gol demi gol juga tercipta. Akhirnya pertandingan dimenangkan oleh kelas XI dengan skor 5-4.
Main ombak sudah, mandi sudah, sepak bola apalagi. Wahhh udahan aja yuk!.setelah Teleng Ria kami pun sempat memperdebatkan soal tujuan selanjutnya, akhirnya setelah perang mulut selesai Pantai Srau pun menjadi tujuan berikutnya.
Tanpa bersantai-santai lagi pada pukul 11.00 kami langsung meluncur ke Pantai Srau. Ternyata tempatnya cukup jauh dari Teleng Ria.
Sampai disana waaahhhhh………. Indah sekali pantainya, dengan pasir yang berwarna putih pantainya pun menjadi lebih jauh indah dari pantai Teleng Ria yang agak kotor.
“ini… baru pantai” ucap ustadz Zaid.
“hayoo harus mau nyebur” ajak Dhani.
“ayo!” jawab ustadz Ari.
Mereka asyik dengan kemauan mereka sendiri. Ada yang panjat tebing, cari karang, cari pasir, main ombak, bahkan kubur-kuburan wah pokoknya segerrrrr deh.